Pernikahan Etnik Jawa di Selangor Malaysia
AKULTURASI ISLAM JAWA DAN MELAYU DALAM TRADISI PERNIKAHAN ETNIK JAWA DI SELANGOR MALAYSIA
Abid Rohmanu
Pascasarjana IAIN Ponorogo
Jl. Pramuka 156 Ronowijayan Siman Ponorogo
Email: abied76@iainponorogo.ac.id
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat akulturasi budaya Islam Jawa dan Melayu pada tradisi pernikahan masyarakat etnik Jawa di selangor Malaysia. Menurut teori budaya, setiap tradisi dan budaya mempunyai keunikan sebagaimana keunikan individu. Keunikan tradisi pernikahan masyarakat etnik Jawa di Selangor diyakini sebagai proses negosiasi budaya Jawa terhadap budaya Melayu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Antropologi. Teori akulturasi dipakai dalam penelitian ini untuk membantu menjelaskan dan memahami realitas pertemuan dua budaya tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi pernikahan etnik Islam Jawa di Selangor menunjuk pada tingkat akulturasi budaya yang tinggi. Dalam bahasa Antropologi, akulturasi tersebut mengarah pada “subtitusi” dan “sinkretisme”. Pertama: Subtitusi dalam makna tradisi pernikahan Islam Jawa untuk sebagian besarnya diganti dengan tradisi baru (Melayu). Karena kesamaan subtansi budaya, maka penggantian budaya lama dengan yang baru relatif tidak menimbulkan problem konfliktual. Kedua: Akulturasi juga bisa dikatakan mengarah pada sinkretisme budaya, yakni percampuran dua budaya menjadi budaya baru yang sifatnya khas.
Abstract:
This study is to see the level of acculturation of Javanese Islam and Malay in Javanese community wedding at Selangor Malaysia. According to the theory of culture, each culture and tradition has a uniqueness, as a individual uniqueness. The unique tradition of Javanese ethnic wedding in Selangor is believed to be a process of negotiation between Malay and Javanese culture. This study is a qualitative research with anthropological approach. Acculturation theory is used in this research to explain and understand the reality of that culture. The study concluded that ethnic wedding traditions of Javanese Islam in Selangor pointed to the high level of acculturation. In the language of Anthropology, the acculturation leads to a “substitution” and “syncretism”. First: The substitution refers to the meaning that the Javanese tradition of wedding for the most replaced with new cultures (Malay). Because of the similarity of cultural substance, then the replacement of old with new cultures relatively does not cause conflictual problems. Second: Acculturation can also be said as a cultural syncretism, the mixing of these two cultures into a new culture that are distinctive.
Kata Kunci:
Akulturasi, Pernikahan, Etnik Jawa, etnik Melayu.