Long Distance Marriage: Antara Kebutuhan dan Tantangan

Long Distance Marriage (selanjutnya disebut dengan LDM) atau perkawinan jarak jauh adalah fenomena sosial yang semakin umum di tengah-tengah masyarakat. Latar belakang fenomena ini seringkali berkaitan dengan faktor ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan yang memaksa pasangan untuk hidup terpisah¹. Dalam konteks Indonesia, banyak pasangan yang harus berpisah karena salah satu atau kedua belah pihak bekerja di kota besar atau di luar negeri².

Dari perspektif teori kebutuhan Abraham Maslow, LDM menimbulkan tantangan unik dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Pasangan yang terpisah secara geografis mungkin merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan akan kedekatan emosional dan fisik. Namun, pada tingkat aktualisasi diri, LDM dapat dilihat sebagai sarana untuk mencapai pertumbuhan pribadi dan profesional.

Beberapa tantangan utama LDM yang perlu diantisipasi bisa meliputi:

  1. Biaya Perjalanan dan Keuangan: Perjalanan yang sering dan biaya komunikasi dapat menjadi beban finansial bagi pasangan;
  2. Keterbatasan Hubungan Fisik: Kehilangan kontak fisik seperti pelukan dan sentuhan tangan dapat mempengaruhi kedekatan emosional;
  3. Kesalahpahaman dan Konflik: Komunikasi yang terbatas pada teks atau panggilan video dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kesulitan dalam menyelesaikan konflik;
  4. Kesepian dan Isolasi Sosial: Salah satu atau kedua belah pihak mungkin merasa kesepian dan terisolasi dari kehidupan sosial;
  5. Masalah Kepercayaan dan Cemburu: Jarak fisik dapat menimbulkan keraguan tentang kesetiaan dan meningkatkan rasa cemburu³.

Sementara aspek positif dari LDM termasuk peningkatan komunikasi, kepercayaan, dan kemandirian. Pasangan seringkali mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik dan belajar untuk lebih menghargai waktu yang mereka habiskan bersama. Namun, ada juga aspek negatif yang tidak bisa diabaikan.

Meskipun ada tantangan, banyak pasangan berhasil menavigasi LDM dengan membangun fondasi yang kuat berdasarkan kepercayaan, komunikasi, dan dukungan timbal balik. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, pasangan dapat mempertahankan hubungan yang sehat dan memuaskan meskipun terpisah.

Sebagai kesimpulan bisa dikatakan LDM adalah fenomena kompleks yang mencerminkan dinamika sosial dan psikologis masa kini. Pasangan yang terlibat dalam LDM harus menyeimbangkan antara kebutuhan akan kedekatan dan aspirasi pribadi, sambil menghadapi tantangan yang muncul dari keterpisahan mereka.

Source: Conversation with Bing, 5/16/2024
(1) The 30 Pros and Cons of Long Distance Relationships – Marriage.com. https://www.marriage.com/advice/relationship/pros-and-cons-of-long-distance-relationships/.
(2) 10 Disadvantages of Long-Distance Relationships – PairedLife. https://pairedlife.com/relationships/Disadvantages-of-a-Long-Distance-Relationship.
(3) The Challenges and Pitfalls of Long Distance Relationships. https://medium.com/illumination/the-challenges-and-pitfalls-of-long-distance-relationships-a6774787e7e.
(4) Pros and Cons of Long-Distance Relationships: A Comprehensive Guide. https://bothalone.com/pros-and-cons-of-long-distance-relationships/.
(5) “Maslow’s Hierarchy of Needs – Simply Psychology”

Bagikan ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *